KAMPANYE JADI AJANG NGOBRAL JANJI...... !
Jakarta: Tak pelak, sepanjang hampir dua pekan kampanye terbuka Pemilu Legislatif 2009, sudah tak terhitung banyaknya janji yang diusung partai politik di berbagai panggung. Partai Golkar, misalnya, mengusung tema sebagai partai yang tak pernah ingkar janji. Sedangkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tetap kukuh dengan janji menurunkan harga kebutuhan pokok dan membuka lapangan kerja.Sedangkan Partai Demokrat, sebagai partai yang tengah berkuasa bisa ditebak, janji yang ditebar adalah meneruskan keberhasilan yang sudah ada. Khususnya dalam bidang pemberantasan korupsi, peningkatan kesejahteraan petani dan guru, hingga pendidikan dan kesehatan gratis. Partai Gerindra sebagai partai baru sebaliknya, berjanji akan memperbaiki kelemahan pemerintahan sebelumnya, terutama di bidang ekonomi dan kesempatan kerja.Menurut Firmanzah, ahli marketing politik dari Universitas Indonesia, jualan partai politik dalam kampanye bisa jadi tak menarik lagi. Sebab, janji yang diusung hampir seragam. Dan kegagalan mewujudkan janji jika berkaca pada pengalaman berbagai pemilihan kepala daerah juga membuat pemilih menjadi pesimistis. Begitu juga track record dari sosok yang berbicara. "Alangkah indahnya jika Ibu Mega ketika menjadi Presiden juga berapi-api," . Analisa ini cukup beralasan, sebab berdasarkan hasil survey Cirrus, hanya 1,16 persen pemilih yang percaya pada janji tokoh parpol dalam iklan di televisi. Bahkan, gabungan antara pemilih yang kurang percaya dan tidak percaya mencapai 75 persen. Menurut Andrinof Chaniago, surveyor dari Cirrus, ini mencerminkan kualitas atau janji kampanye yang dianggap sudah benar oleh parpol dan dipertahankan selama kampanye berbulan-bulan. "Ini juga menunjukkan masyarakat punya logikanya sendiri," ujar Andrinof.Lantas, bagaimana sebenarnya parpol merumuskan janji yang akan mereka usung dalam kampanye?
APAKAH HASILNYA.......... ? SUMBER Liputan6.com
